DPKSumenep.id – Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Pendidikan dalam rangka melestarikan permainan tradisional mengadakan lomba berbasis lokal, salah satunya adalah lomba rap-kerraban sape tingkat Sekokah Dasar (SD) 2024. Kegiatan itu, memperoleh apresiasi dari Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS).
Penting diketahui, Rap-kerraban sape merupakan permainan anak-anak Madura khususnya Kabupaten Sumenep yang mengadu kecepatan layaknya seperti sapi kerap terbuat dari bambu sebagai kaleles dan ada roda yang terbuat dari sandal, tembikar, kayu, dengan diberi karet.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep, Mulyadi mengatakan, permainan warisan budaya lokal ini nyaris hilang di tengah-tengah masyarakat, karena perkembangan globalisasi, mengedepankan kecanggihan teknologi seperti bermain game dan lainnya.
“Karena itu, rap-kerraban sape menjadi alternatif untuk mengurangi anak-anak bermain gadget dalam kesehariannya, karena kecanduan menggunakan gadget untuk bermain game kurang baik dalam membangun mental dan karakter anak,” tegas Ketua DPK Sumenep, Mulyadi.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputra menyatakan, pihaknya melalui lomba rap-kerraban sape bisa menghidupkan kembali warisan budaya lokal kepada anak-anak maupun masyarakat.
“Lomba ini sebagai media untuk memberikan inovasi kepada anak didik supaya mencintai dan memainkan warisan budaya itu di lingkungannya,” jelasnya.
Lomba Rap-Kerraban Sape 2024 diikuti oleh siswa Sekolah Dasar (SD) dan yang menjadi pemenang di tingkat Kecamatan sebanyak 85 peserta, mereka berlomba untuk memperebutkan juara satu hingga harapan tiga.
Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep pada kegiatan ini juga mengadakan turnamen sepak bola mini SD baik daratan maupun kepulauan dengan jumlah peserta sebanyak 23 tim berasal dari kecamatan daratan dan kepulauan.
“Yang jelas, lomba berbasis lokal dalam rangka memupuk rasa cinta dan mengembangkan bakat sekaligus sarana edukatif, berinteraksi dan berkomunikasi,” kata Agus Dwi Saputra.
Sementara itu, Wakil Bupati Sumenep (Wabup) Dewi Khalifah menandai dimulainya lomba Rab-Kerraban Sape dengan melepas secara simbolis bersama unsur Forkopimda. Ia mengatakan, anak-anak mulai meninggalkan permainan tradisional rap-kerraban sape sehingga harus digalakkan kembali, karena dalam permaianan ini mengandung nilai-nilai positif yang bisa menjadi dasar pembentukan karakter siswa.
“Masyarakat khususnya anak-anak harus menggairahkan permainan rap-kerraban sape sebagai kekayaan budaya lokal,” kata Wakil Bupati (Wabup) saat membuka perlombaan rap-kerraban sape dan turnamen sepak bola mini, di halaman Kantor Bupati, beberapa waktu lalu.
Saat ini, permainan rap-kerraban sape penting untuk dihidupkan kembali, dengan memperkenalkan dan mengajarkan kepada anak-anak atau siswa, seiring perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat.
“Bermain rap-kerraban sape upaya mengimbangi perkembangan teknologi saat ini, harus dilakukan oleh pemerintah daerah maupun elemen masyarakat untuk melestarikan sekaligus mewariskan budaya lokal kepada generasi selanjutnya,” terangnya. (mc/ibn).