DPKSumenep.id – Kegiatan sosialisasi peningkatan kompetensi benahi literasi melalui pembelajaran dan asesmen bagi guru fase C, hasil kerja sama Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep dengan Tim Inovasi Jawa Timur, akhirnya berakhir dilaksanakan.
Kasi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Buhari, S.Pd, M.Pd, mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputra, S.Sos, M.Si, berharap, dapat memberikan tambahan wawasan para guru dalam mempersiapkan satuan pendidikan menghadapi pelaksanaan asesmen nasional 2023.
“Kami berharap, kegiatan ini bermanfaat bagi para guru sekalian dan bermanfaat kepada anak didik kita,” ujar Buhari, pada penutupan sosialisasi, di Kedai HK, Sabtu (15/07/2023).
Dijelaskan, kegiatan pembiasaan asesmen tidak bisa dilakukan dengan Bimbingan Belajar (Bimbel). Namun, dapat dilaksanakan dengan baik dan hasilnya akan baik, karena dengan dibenahi literasi dan numerasinya melalui pembelajaran.
Ditambahkan, melalui sosialisasi ini, tidak akan ada satuan pendidikan yang capaian kompetensi literasinya di bawah kompetensi minimum.
“Dan asesmen juga tidak bisa berdiri sendiri, tapi include pada asesmen mata pelajaran yang dilakukan oleh guru,” tandasnya.
Sebelum menutup kegiatan, Buhari juga mengingatkan, jika nantinya akan ada pendampingan dari tim, sekaligus memastikan sekolah dengan guru kelasnya sudah berbenah. Sehingga, dengan demikian upaya peningkatan kompetensi minimalnya bisa terdongkrak.
Sementara District Education Quality Improve Inovasi Jawa Timur, Cahyadi Widi Cahyono, S.Ip, M.Kp, mengungkapkan, Kabupaten Sumenep sudah memiliki Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 13 Tahun 2021 Tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dikeluarkan dan ditandatangani Bupati Sumenep 01 Maret 2021.
Dalam lampiran Perbup tersebut juga dijelaskan tentang komponen dan indikator pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di jenjang SD, SMP bahkan PAUD. Dan Inovasi juga sempat memberikan masukan dalam pembahasan Perbup tersebut.
“Sesuai Perbup, maksud gerakan literasi satuan pendidikan untuk memberikan arah kebijakan dan pedoman pelaksanaan gerakan literasi satuan pendidikan, membudayakan kegiatan membaca, menulis, berbicara dan berhitung dalam lingkungan satuan pendidikan formal dan non formal,” jelasnya.
Dikatakan, sesuai pula tujuannya untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi satuan pendidikan, agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat, menumbuhkan budaya literasi di satuan pendidikan, baik literasi dini, literasi baca tulis, literasi numerasi dan literasi digital.
”Selain itu, juga meningkatkan, membudayakan dan mengembangkan minat baca tulis peserta didik, meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah serta komunitas pendidikan non formal agar literat,” katanya.
Kemudian, menjadikan sekolah dan komunitas pendidikan non formal sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak, agar warga sekolah dan komunitas pendidikan non formal mampu mengelola pengetahuan, menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan berbagai sumber bacaan, dan mewadahi berbagai strategi membaca dengan mengeksplorasi budaya dan muatan berbasis kearifan lokal.
“Bahkan, guna menjaga keberlanjutan literasi juga melibatkan pegiat-pegiat dan komunitas literasi yang ada,” tandasnya.
Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 368 guru kelas V secara bertahap selama enam hari sejak 15-20 Juli 2023. (*)