Pelatihan PM dan KKA Siap Cetak Pemimpin Pembelajaran Masa Depan
DPKSUMENEP.ID – Dunia pendidikan di wilayah kepulauan Sumenep tak boleh tertinggal dari arus perubahan. Di era digital seperti sekarang, guru dan kepala sekolah tak cukup hanya mengajar. Mereka dituntut untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Inilah semangat yang mendasari digelarnya pelatihan Pembelajaran Mendalam (PM), Koding, dan Kecerdasan Artifisial (KKA) bagi ratusan guru dan kepala sekolah di Kecamatan Arjasa, Kangayan, dan Sapeken.
Pelatihan yang berlangsung 18–21 September 2025 ini digelar atas kerja sama KKKS dan PGRI setempat, dengan dukungan CSR Konsorsium Pustaka Merdeka Madura (PMM) sebagai sponsor utama. Adapun para narasumber berasal dari Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, termasuk jajaran yang telah mendapatkan pelatihan lanjutan dari BBGTK Jawa Timur.
Kabid GTK Disdik Sumenep, Akhmad Fairusi, yang juga menjadi narasumber, menegaskan bahwa pendekatan pendidikan konvensional sudah tak lagi relevan.
“Hari ini, guru bukan sekadar penyampai materi. Ia harus jadi fasilitator, inovator, sekaligus navigator teknologi di kelas,” tegas Fairusi, saat ditemui di sela pelatihan di SDN Arjasa I, Jumat (19/9).
Ia menyebut pelatihan ini sebagai upaya membekali guru dengan keterampilan berpikir kritis, kemampuan problem solving, serta literasi teknologi. Fokus pelatihan bukan sekadar mengenalkan AI dan koding, tapi lebih jauh pada integrasi teknologi ke dalam pembelajaran kontekstual.
“Tujuannya bukan menjadikan guru sebagai teknisi, melainkan sebagai pemikir strategis. Kita ingin anak-anak di pulau bisa belajar sebaik dan semaju anak-anak di kota,” tambahnya.
Pelatihan Dibagi Tiga Titik
Kegiatan ini terbagi di tiga lokasi utama. Di Kecamatan Arjasa, pelatihan digelar di SDN Arjasa I dan SDN Kalinganyar I, melibatkan 90 guru dan 48 kepala sekolah. Sementara di Kangayan, 22 lembaga pendidikan negeri dan swasta ikut berpartisipasi. Sedangkan di Sapeken, pelatihan dijadwalkan mulai Sabtu (20/9), melibatkan 33 lembaga pendidikan.
Materi yang diberikan pun tak tanggung-tanggung. Melalui pendekatan Pembelajaran Mendalam, siswa diajak memahami konsep secara utuh, bukan sekadar hafalan. Mereka dilatih berpikir analitis, mengeksplorasi masalah nyata, dan merancang solusi. Di sisi lain, KKA membekali guru dengan dasar algoritma, logika komputasi, hingga pengenalan kecerdasan buatan dalam konteks pendidikan.
Ubah Pola, Bangun Ekosistem
Lebih dari sekadar peningkatan kompetensi, pelatihan ini disebut Fairusi sebagai langkah awal mengubah pola pikir dan cara kerja guru di kepulauan.
“Kami ingin guru tidak hanya mengajar, tapi memimpin pembelajaran. Karena pendidikan masa depan tak bisa dibangun dengan pola pikir masa lalu,” tandasnya.
Fairusi juga berharap program semacam ini bisa berkelanjutan, dengan dukungan lintas sektor: pemerintah, komunitas, dunia usaha, hingga organisasi profesi.
“Kami sangat berterima kasih pada Konsorsium PMM yang sudah hadir lewat CSR-nya. Ini bukti bahwa pendidikan bisa dikerjakan bersama,” tutupnya.
Disdik Sumenep menargetkan lahirnya ekosistem sekolah yang adaptif, inovatif, dan responsif terhadap zaman. Karena masa depan pendidikan tak bisa ditunda—harus dimulai sekarang, bahkan dari pulau-pulau terjauh. (ibn)