DPKSumenep.id – Juru Bicara Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS), Achmad Junaidi, memberikan peringatan keras kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep (Disdik) terkait kebijakan-kebijakan yang akan diambil selama tahun 2025. Menurutnya, kebijakan yang kurang bijaksana akan berdampak langsung pada siswa, yang pada akhirnya akan merugikan masa depan pendidikan di Kabupaten Sumenep.
“Kami berharap agar Disdik Sumenep lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan di sektor pendidikan. Jika sebuah kebijakan salah langkah, maka bukan hanya satu siswa yang akan terdampak, tetapi seluruh peserta didik di wilayah ini. Ini berbeda dengan dokter yang salah mendiagnosa, korbannya hanya satu pasien. Di pendidikan, taruhannya adalah generasi masa depan,” tegas Junaidi dalam keterangannya pada awal Januari 2025.
Junaidi juga mengingatkan bahwa tahun 2024 menjadi tahun yang cukup kelam bagi dunia pendidikan di Sumenep, dengan adanya dugaan maraknya kasus perselingkuhan yang melibatkan sejumlah oknum tenaga pendidik. Kasus-kasus ini, menurutnya, telah mencoreng nama baik pendidikan di ujung timur Pulau Madura.
“Kita harus belajar dari pengalaman di tahun 2024. Kasus-kasus perselingkuhan ini tidak hanya merusak citra pendidikan, tetapi juga menghambat kemajuan sektor pendidikan di Sumenep. Oleh karena itu, di tahun 2025 ini, semua pihak harus bekerja lebih keras untuk meminimalisir kejadian serupa. Integritas tenaga pendidik sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan berkualitas,” lanjutnya.
Selain persoalan integritas, Junaidi menyoroti pentingnya evaluasi berkala terhadap tenaga pendidik, baik dari sisi kompetensi profesional maupun moralitas. Menurutnya, evaluasi ini bukan hanya sekedar formalitas administratif, namun harus dilakukan dengan serius dan transparan demi menjaga mutu pendidikan. Ia menegaskan, pendidikan yang baik tidak hanya diukur dari pencapaian akademik, tetapi juga dari sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh guru sebagai teladan.
Sebagai langkah preventif, Junaidi meminta agar Dinas Pendidikan meningkatkan pengawasan dan evaluasi terhadap tenaga pendidik di Kabupaten Sumenep. “Jangan sampai kesalahan kebijakan atau tindakan tak bermoral oknum tertentu menghancurkan upaya kita semua dalam memajukan pendidikan di daerah ini,” tutupnya.
Tidak hanya itu, DPKS juga mendesak agar Disdik Sumenep memperhatikan kesejahteraan para guru. Junaidi menekankan, kesejahteraan guru merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan. Guru yang sejahtera, lanjutnya, akan lebih fokus dalam menjalankan tugasnya dan tidak mudah terjerumus dalam hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kasus perselingkuhan yang sempat mencuat pada tahun lalu.
Pernyataan ini diharapkan menjadi peringatan bagi semua pihak terkait untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan perannya demi kemajuan pendidikan di Kabupaten Sumenep. Dengan kolaborasi yang baik antara Dinas Pendidikan, tenaga pendidik, dan seluruh pemangku kepentingan, Junaidi optimistis bahwa kualitas pendidikan di Sumenep bisa terus meningkat, serta kejadian-kejadian yang mencoreng nama baik pendidikan dapat diminimalisir.
Di penghujung pernyataannya, Junaidi menambahkan bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang harus dijaga dan diprioritaskan. Oleh sebab itu, diperlukan kebijakan yang tidak hanya bijaksana, tetapi juga visioner dan berorientasi pada pengembangan karakter peserta didik. “Pendidikan yang kita berikan hari ini adalah cerminan masa depan daerah kita. Jangan sampai kesalahan kebijakan menghancurkan cita-cita generasi muda kita,” pungkasnya. (bus)