DPKSumenep – Beberapa waktu lalu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, bekerja sama dengan Tim Inovasi Jawa Timur menggelar pendampingan pada guru Sekolah Dasar (SD), di SDN Nyapar 1, Kecamatan Dasuk dan SDN Larangan Kerta, Kecamatan Batuputih, Sumenep, April 2023 lalu.
Kasi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar Disdik Sumenep, Buhari menjelaskan, melalui pendampingan itu nantinya diharapkan dapat mengkaji penerapan materi dari masing-masing sekolah terhadap guru yang telah mengikuti advokasi dan sosialisasi penguatan literasi guru kelas.
“Selain sebagai penguatan materi, peserta akan mendapatkan informasi dan praktik dari guru yang lain, sehingga dapat diterapkan di masing-masing sekolahnya, sesuai dengan situasi, kondisi, kompetensi dan kemampuannya masing-masing sekolah,” kata Buhari sebagaimana dilansir dari Madurpost, 26 Mei 2023.
Dia mengatakan, dalam kegiatan itu juga didampingi Fasilitator Daerah (Fasda) Inovasi Kabupaten Sumenep dan Inovasi Jawa Timur. Secara bertahap, lanjutnya, ada kegiatan belajar bersama dari peserta dengan guru-guru di sekolah dan di tingkat gugus atau kecamatan masing-masing.
“Nantinya, mereka ada banyak kreasi untuk selalu menciptakan dan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan kemampuan awal siswa, serta berorientasi pada kebutuhan belajar siswa Teaching at the Right Level (TaRL) yang merupakan pendekatan belajar dan tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan peserta didik,” urainya.
Sementara Pemateri Pendamping, Budiyanto menjelaskan, fokus pendampingan kedua yang dilaksanakan di SDN Nyapar 1 merupakan request dari pendampingan pertama.
Bahkan, kata orang yang juga Fasilitator Daerah (Fasda) tersebut, Inovasi Kabupaten Sumenep ketika dilakukan simulasi Asesmen Formatif Membaca ke murid kelas 1 SDN Nyapar 1 hasilnya sangatlah bagus.
”Setelah dilakukan asesmen formatif, peserta diharapkan dapat melakukan tindak lanjut dengan melaksanakan pemetaan baru yang dilaksanakan pembelajaran diferensiasi serta pembelajaran berbeda sesuai kemampuan dan kebutuhan anak didik,” terangnya.
Dikatakan, testimoni dari beberapa peserta yang telah mengikuti advokasi dan sosialisasi penguatan literasi bagi guru kelas menghasilkan respon positif. “Mereka sangat senang dan semangat untuk melaksanakannya di sekolahnya masing-masing,” ucapnya.
Sepertinya halnya yang diakui Selly Maufiratul Hasanah, Guru Kelas 1 di SDN Nyapar 1. Di mana, siswanya menjadi praktik asesmen formatif membaca. ”Asesmen ini sangat membantu kami dalam memperoleh data siswa yang sudah bisa membaca dan yang masih belum,” jelas dia.
Diketahui, dari 36 siswa kelas 1 yang telah dilakukan asesmen, hasilnya sebanyak 32 siswa sudah bisa membaca dan 4 siswa masih belum lancar membaca.
“Hal itu nantinya bisa diformulasikan lagi dengan guru-guru di sekolahnya agar lebih imajinatif dalam melaksanakan pembelajaran literasi dengan menyesuaikan hal yang disukai siswa,” pungkasnya mengakhiri. (*)