DPKSUMENEP.ID – Dunia pendidikan tak bisa lagi menutup mata terhadap derasnya arus digitalisasi. Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep tampaknya menyadari hal itu betul. Untuk mendorong kesiapan guru menghadapi tantangan abad 21, instansi yang dinakhodai Agus Dwi Syahputra ini menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Koding dan Kecerdasan Artifisial (AI), Jumat (14/6).
Berlangsung di Hotel Asmi Sumenep, kegiatan ini menjadi titik awal bagi para pendidik di kabupaten ujung timur Pulau Madura untuk bertransformasi secara digital. Sebanyak 129 peserta dari jenjang SD dan SMP, yang terdiri dari guru dan kepala sekolah, dilibatkan aktif selama tiga hari pelatihan intensif yang menggandeng narasumber dari Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Akhmad Fairusi, yang mewakili Kepala Disdik dalam pembukaan, menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar kegiatan simbolik. “Bimtek ini bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban pelatihan. Ini adalah langkah strategis untuk memastikan para guru memiliki peta jalan dan strategi pembelajaran digital, termasuk kemampuan koding dan pemanfaatan AI di kelas,” ujarnya.
Fairusi menambahkan, transformasi digital di dunia pendidikan tak akan terjadi jika para pendidik hanya menjadi penonton. Menurutnya, guru harus menjadi aktor utama yang tidak hanya menerima materi pelatihan, tetapi juga mengimplementasikannya secara konkret di sekolah masing-masing.
“Kalau hanya berhenti di pelatihan, ya tidak akan ada perubahan apa-apa. Maka kami tekankan, semua peserta wajib mengimbaskan ilmunya ke lingkungan sekolah. Harus berdampak nyata,” tegasnya.
Tidak berhenti di pelatihan, Disdik Sumenep juga menyiapkan langkah lanjutan. Monitoring, evaluasi, hingga pembinaan lanjutan akan dilakukan untuk memastikan pelaksanaan pembelajaran koding dan AI benar-benar berjalan efektif. Bahkan, sekolah-sekolah di wilayah kepulauan pun tak luput dari perhatian.
“Komitmen kami jelas, tidak hanya di daratan. Sekolah-sekolah di kepulauan juga akan kami pantau. Karena masa depan pendidikan Sumenep harus inklusif, adaptif, dan relevan dengan perkembangan zaman,” pungkas Fairusi.
Apabila Anda ingin versi ini ditambahkan kutipan tambahan, infografik data, atau format siap cetak, saya bisa bantu. (ibn)