Ketua DPKS Sentil Stakeholder Pendidikan Segera Bangun dari “Tidur Panjang”

Ketua DPKS Mulyadi (kiri depan) sedang memimpin rapat bersama dengan sejumlah guru PPPK yang mengadu ke kantor DPK Sumenep beberapa waktu lalu. (Foto dok dpksumenep.id)

DPKSumenep.id — Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS), Mulyadi, M.Pd, menyentil keras para pemangku kebijakan dan praktisi pendidikan yang dianggapnya belum sepenuhnya paham tentang pentingnya sinergi dalam memajukan pendidikan di Sumenep. Dalam pernyataan tegasnya, Mulyadi menekankan bahwa tanpa kekompakan dan kerja sama yang erat, impian untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Sumenep hanya akan menjadi angan-angan belaka.

“Pendidikan di Sumenep tidak akan maju jika semua pihak berjalan sendiri-sendiri, merasa paling berperan. Kita butuh kebersamaan, kekompakan, dan saling menopang antara Dinas Pendidikan, sekolah, kepala sekolah, komite, dan orang tua siswa. Tanpa itu, kita hanya jalan di tempat!” ujarnya dengan nada serius dalam sebuah forum pendidikan baru-baru ini.

Mulyadi secara terbuka mengkritik masih adanya sikap ego sektoral dari beberapa pihak yang enggan melebur dalam kerja sama kolektif. Menurutnya, beberapa pihak di jajaran pendidikan terlalu fokus pada kepentingan institusional masing-masing, tanpa memikirkan dampak jangka panjang terhadap masa depan pendidikan di Sumenep.

“Jangan berharap pendidikan kita bisa beranjak jika Dinas Pendidikan hanya sibuk dengan birokrasi, sekolah hanya fokus pada administrasi, dan orang tua hanya menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada sekolah. Ini bukan zamannya lagi untuk bekerja parsial! Semua harus bahu-membahu,” tegas Mulyadi, menyindir pihak-pihak yang dianggapnya masih kurang proaktif.

Lebih lanjut, Mulyadi menekankan perlunya perubahan mendasar dalam pola pikir para pemangku kebijakan pendidikan. Menurutnya, dibutuhkan terobosan berani dan inovatif agar kualitas pendidikan di Sumenep tidak semakin tertinggal dibandingkan dengan daerah lain.

“Ini bukan sekadar wacana atau retorika. Kita harus bersama-sama duduk, merancang strategi yang jelas, dan melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Jangan hanya menunggu bantuan atau anggaran turun, lalu merasa sudah cukup. Pendidikan adalah tanggung jawab moral kita semua!” katanya.

Pernyataan Mulyadi ini menggugah banyak pihak, terutama karena kondisi pendidikan di Sumenep saat ini dianggap belum optimal, baik dari segi mutu pengajaran, infrastruktur, maupun dukungan dari berbagai pihak yang seharusnya terlibat.

Sebagai penutup, Mulyadi menantang semua stakeholder pendidikan di Sumenep untuk segera bangun dari “tidur panjang” dan mulai melakukan aksi nyata. “Jika kita tidak bersatu sekarang, maka bersiaplah melihat generasi kita tertinggal dan tergerus oleh zaman.”

Dengan nada keras dan penuh keyakinan, Ketua DPKS ini jelas tak sekadar bicara basa-basi. Ia menuntut komitmen dan tanggung jawab nyata dari seluruh elemen pendidikan. Kabupaten Sumenep, katanya, membutuhkan kebersamaan yang bukan hanya slogan, melainkan sebuah aksi bersama yang terarah.

4.5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments