DPKSumenep.id, – Sebuah terobosan menarik muncul dari Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep, di mana siswa-siswi SMP Negeri 1 Nonggunong menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan sekaligus kreativitas mereka. Dalam sebuah proyek yang menggabungkan seni dan edukasi lingkungan, mereka berhasil menciptakan logo sekolah menggunakan botol plastik bekas. Karya ini bukan hanya sekadar hasil seni, tetapi juga menjadi bagian dari inisiatif daur ulang yang mendalam, sekaligus mendukung program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang digalakkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Proyek Berbasis Daur Ulang Plastik
Proyek pembuatan logo ini dimulai dengan pengumpulan botol plastik bekas dari masyarakat sekitar dan siswa. Botol-botol plastik yang biasanya hanya menjadi sampah tersebut dibersihkan, dipotong, dan disusun ulang menjadi elemen-elemen visual yang membentuk logo SMPN 1 Nonggunong. Proses kreatif ini melibatkan seluruh siswa dan dilaksanakan dengan penuh antusiasme, tidak hanya sebagai bentuk kegiatan seni, tetapi juga sebagai ajang pembelajaran untuk lebih memahami pentingnya pengelolaan sampah dan daur ulang.
Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Nonggunong, Fathurrahman, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari implementasi kurikulum yang mendukung penguatan karakter siswa melalui nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila. “Ini adalah contoh nyata dari bagaimana pendidikan dapat berjalan bersamaan dengan upaya untuk menjaga lingkungan. Kami ingin siswa-siswi kami tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga peka terhadap isu-isu sosial dan lingkungan di sekitar mereka,” ujar Fathurrahman.
Mengajarkan Nilai P5 Melalui Proyek Kreatif
Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang diterapkan di SMPN 1 Nonggunong berfokus pada pembentukan karakter siswa yang berbudi pekerti luhur, kreatif, dan peduli terhadap lingkungan. Dengan menggabungkan pembelajaran tentang lingkungan hidup dengan keterampilan seni dan teknologi, proyek ini menjadi sarana yang efektif untuk memperkenalkan kepada siswa pentingnya kolaborasi, keberagaman, serta peran mereka dalam pelestarian bumi.
Fathurrahman menambahkan, “Kami ingin memberikan pengalaman langsung kepada siswa tentang bagaimana mereka bisa berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Melalui kegiatan ini, mereka belajar bahwa sampah plastik yang sering dianggap sebagai masalah bisa diubah menjadi sesuatu yang memiliki nilai estetika dan fungsional.”
Dalam proses pembuatan logo, para siswa diajarkan berbagai teknik dalam memanfaatkan barang bekas. Tidak hanya mengembangkan kemampuan motorik halus mereka dalam memotong dan menyusun, tetapi juga kemampuan berpikir kritis tentang pentingnya daur ulang dan pengelolaan sampah yang bijaksana. Logo yang dihasilkan pun menjadi simbol keberhasilan mereka dalam mengubah limbah plastik menjadi karya seni yang bernilai.
Mendukung Kesadaran Lingkungan di Masyarakat
Proyek ini juga melibatkan masyarakat sekitar, yang turut serta dalam pengumpulan botol plastik bekas. Melalui kolaborasi ini, siswa-siswi SMPN 1 Nonggunong tidak hanya belajar mengenai pentingnya daur ulang, tetapi juga mempererat hubungan dengan lingkungan sekitar mereka. Masyarakat pun semakin sadar akan pentingnya pengelolaan sampah, yang selama ini kerap menjadi masalah di banyak daerah.
Selain itu, kegiatan ini juga menginspirasi sekolah-sekolah lain di kawasan pedesaan untuk lebih kreatif dalam mengelola sampah plastik. Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi, sekolah dapat mengajarkan siswa untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan sekaligus meningkatkan kreativitas mereka.
Membangun Generasi Peduli Lingkungan
Sebagai bagian dari kurikulum yang mendukung Pendidikan Karakter, proyek pembuatan logo ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya berbicara soal teori, tetapi juga tentang bagaimana siswa dapat menjadi agen perubahan di masyarakat. Melalui kegiatan semacam ini, SMPN 1 Nonggunong membuktikan bahwa pendidikan berbasis lingkungan hidup adalah investasi jangka panjang yang dapat membantu membentuk karakter generasi muda yang lebih peduli dan bertanggung jawab.
“Siswa-siswi kami tidak hanya belajar dalam kelas, tetapi juga melalui pengalaman langsung di lapangan. Kami berharap mereka bisa menjadi contoh bagi teman-temannya, tidak hanya di sekolah, tetapi juga di komunitas mereka,” ujar Fathurrahman menutup pembicaraan.
Karya seni yang dihasilkan oleh para siswa ini kini terpajang dengan bangga di halaman sekolah. Selain sebagai simbol identitas, logo yang terbuat dari botol plastik bekas ini menjadi pengingat bahwa kebersihan dan kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Lebih dari sekadar sebuah proyek, ini adalah langkah kecil menuju perubahan besar yang melibatkan peran aktif setiap individu, termasuk para pelajar di SMPN 1 Nonggunong. Dengan inisiatif seperti ini, mereka telah menunjukkan bahwa keberlanjutan dan kreativitas bisa berjalan seiring sejalan, menciptakan dunia yang lebih indah dan hijau.