Oleh:
Zainul Wahid, M.Si
(Dosen STKIP PGRI Sumenep)
Dunia saat ini belum bisa terbebas dari adanya ancaman wabah yang mematikan, munculnya suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh virus, yaitu virus corona yang akrab disebut Covid 19, disemua lini kehidupan terjadi pergeseran pergeseran yang semakin hari semakin mengkhawatirkan, lebih-lebih Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan temuan kasus pertama COVID-19 varian omicron di Indonesia pada Kamis 16 Desember 2021, itu tandanya kita semua harus tetap menjaga diri dari adanya ancaman virus yang mematikan ini. dengan temuan ini, Menkes Budi mengimbau masyarakat untuk tidak perlu panik dan tetap tenang. Yang terpenting segera melakukan vaksinasi COVID-19 terutama untuk kelompok rentan dan lansia, serta terus tegakkan protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencucui tangan pakai sabun/hand sanitizer, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan)., dan memperkuat 3T (testing, tracing, treatment).
Sektor perekonomian semakin melemah karena aktivitas masyarakat sangat terbatas, sehingga daya beli masyarakat juga terbatas, berbagai pengaruh tersebut memicu beberapa kejadian yang sangat negatif bagi kehidupan masyarakat pada umumnya, hal ini disebabkan terhambatnya faktor ekonomi masyarakat sebab pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kemudian akan berdampak pada hubungan sosial semakin menurun yang menyebabkan kurangnya interaksi dan kepedulian terhadap sesama, setiap masyarakat dan antar pihak lain jadi dibatasi proses interaksinya, baik antar sesama keluarga, sesama teman, dan masyarakat lainnya.
Semuanya telah merasakan dampak dari virus covid 19 ini, pada dunia pendidikanpun harus mengalami dampak yang sangat terasa, kita harus siap menghadapi beberapa perubahan, karena cepat atau lambat pendidikan akan mengalami berbagai macam perubahan akibat pandemi covid 19.
Beberapa hari kemarin pemerintah daerah telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan, salah satunya meliburkan aktivitas (tatap muka) seluruh lembaga-lembaga pendidikan, hal ini dilakukan sebagai upaya-upaya pencegahan penularan virus corona atau covid 19 ini, ini dilakuakn dengan alasan yang cukup logis, karena meningkatnya jumlah terdampak virus corona varian baru ini, tentu hal ini sangat berdampak pada perkembangan pendidikan anak, yang saat ini dituntut untuk belajar mandiri, menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau online merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara pendidik dan peserta didik, akan tetapi pembelajaran ini dilakukan dengan memanfaatkan adanya jaringan internet. Hal ini merupakan tantangan besar bagi seorang pendidik, karena dalam situasi seperti ini, pendidik hatus mampu mempersiapkan, mendesain media pembelajaran (media online) yang membuat nyaman peserta didik, hal ini untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dan untuk mengantisipasi rasa bosan peserta didik dalam mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tersebut.
Selain hal tersebut, dalam penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini, tidak sedikit peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, karena peserta didik sudah mulai merasakan kebosanan dengan sistem pembelajaran yang semacam ini, kurang adanya unteraksi sosial antar sesama peserta didik, juga interaksi yang terbatas dengan yang lain, alasan inilah kemudian peserta didik merasakan kebosanan dengan penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), namun Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini harus tetap dilaksanakan karena alasan utama adalah adanya ancaman virus covid 19 dan munculnya varian baru amicron baru baru ini.
Hal ini merupakan tantangan besar bagi peserta didik dan peran bagi orang tua, karena orang tualah yang dituntut untuk mendampingi peserta didik dalam proses belajar Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tersebut, padahal disisi lain, orang tua harus menyelesaikan tugas rumahnya, ini kemudian waktu untuk mendampingi peserta didik belajar di rumah menjadi berkurang, Apapun alasanya proses pembelajaran terhadap peserta didik harus teap dilaksanakan agar pembelajaran tetap berjalan.
Kegiatan yang seharusnya dilakukan di sekolah oleh peserta didik seperti berinteraksi dengan teman sebayanya dan juga berinteraksi dengan guru menjadi terhambat karena adanya penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Interaksi yang dilakukaan hanya bisa melalui perantara media online. Selain di sekolah, kemampuan social peserta didik dapat dibangun dan dilakukan di rumah dengan orang tua mereka masing-masing, hal ini bisa dilakukan melalui interaksi saat orang tua dan peserta didik saling bekerja sama menyelesaikan tugas sekolah yang diberikan oleh guru. Akan tetapi proses ini tidak akan bisa terwujud jika orang tua peserta didik terlalu sibuk dengan pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
Bagi orang tua dibutuhkan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang memadai. Orang tua juga harus memiliki mental yang tangguh dalam mendidik anak di masa pandemi ini. Keberhasilan dalam mendidik anak di rumah sangat membutuhkan peran dari semua pihak, lebih kebih atas perhatian dan bimbingan orang tua kepada anak anaknya dalam menghadapi penerapan kembali Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini.*