DPKSumenep.id – Program sekolah motivasi atau Sekolah Penggerak diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Bagi Nadiem, Sekolah Mengemudi akan menjadi cara akselerasi untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang sesuai dengan visi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui penciptaan peserta didik Pancasila.
Program Sekolah Penggerak
Program sekolah mengemudi berfokus pada pengembangan holistik hasil belajar siswa yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, dimulai dengan sumber daya manusia yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Kepala sekolah dan guru dianggap sebagai motor penggerak dalam menumbuhkan kompetensi dan karakter yang dapat dikembangkan. Ekosistem sekolah yang baik bukan untuk menumbuhkan kompetensi, tetapi untuk menumbuhkan kolaborasi.
Kolaborasi adalah kuncinya Kolaborasi ini dapat menumbuhkan ekosistem sekolah yang sehat dalam hal pengetahuan, inovasi dapat ditumbuhkan bersama. Kolaborasi seluruh elemen warga sekolah sangat diperlukan, mulai dari kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua.
Di dalam kelas, pengetahuan harus dipahami tidak lagi hanya pada guru tetapi juga pada semua siswa. Di sinilah kolaborasi antara guru dan siswa masuk. Kolaborasi juga dapat memperkaya sumber belajar antara guru dan siswa.
Apalagi di era digital, siswa berlari begitu cepat dengan penyerapan ilmu dari mana saja; youtube, line, twitter, atau tik-tok. Kolaborasi tercipta dari siswa yang memiliki pemahaman dalam memahami media sosial (dalam arti digunakan untuk kegiatan belajar atau mengajar) saling menciptakan pengetahuan dengan berbagi pengalaman belajar yang mungkin dapat menghindari pelajaran yang sama saja, membosankan dan tampak seperti buku teks.
Selain itu, perlu juga memutus hierarki kekuasaan antara kepala sekolah dan guru. Hubungan kekuasaan yang tidak seimbang antara kepala sekolah dan guru menyebabkan sekolah mandek dalam menciptakan ekosistem sekolah yang baik.
Perlu adanya hubungan yang setara antara kepala sekolah dan guru dalam menciptakan program sekolah yang mendukung pembelajaran yang berpartisipasi aktif dalam menciptakan ekosistem pembelajaran yang mandiri dan relevan.
Nilai Kolaborasi
Kami menyadari bahwa kolaborasi akan mempercepat penyebaran pengetahuan yang menarik, yang dapat dipelajari oleh siapa saja yang menjadi mitra belajar. Kolaborasi memiliki semangat dalam membina belajar tentang apa saja.
Ada juga kebutuhan untuk kolaborasi antara guru muda dan senior. Untuk menghindari kesenjangan pengetahuan, bagaimana menggunakan perangkat pembelajaran berbasis teknologi, misalnya. Di tingkat mahasiswa, kerjasama dapat dibina dalam kelompok belajar. Dalam kelompok belajar ini kemampuan siswa untuk berbagi pengetahuan.
Guru harus menekankan nilai yang ditumbuhkan tidak hanya untuk mendapatkan nilai pelajaran, tetapi bagaimana ruang belajar dalam kelompok belajar ini digunakan untuk secara aktif menumbuhkan nilai berbagi pengetahuan dan menumbuhkan sikap berpikir kritis. Kolaborasi memang bisa ditumbuhkan pada level kompetisi. Biasanya kerjasama antar siswa terjadi pada tingkat kompetisi.
Misalnya, mahasiswa mengikuti kompetisi penelitian ilmiah. Kompetisi ini harus dipahami bukan untuk menentukan menang dan kalah, tetapi sebagai wahana di mana siswa belajar berorganisasi; memahami dan menghargai pendapat teman sebaya, belajar memecahkan masalah dengan pemikiran inovatif, mendewasakan ide bersama juri dan mentor.
Dalam hal ini, kompetisi dipahami sebagai pembinaan nilai-nilai kolaborasi, yaitu bagaimana membentuk ekosistem belajar yang baik antar siswa. Dalam hal ini penanaman nilai-nilai tersebut dapat dimulai dari kelompok belajar sehari-hari dalam mata pelajaran apapun.
Karakter yang ditumbuhkan dari nilai-nilai berbagi ilmu dalam diskusi, pemecahan masalah hingga menghasilkan pemikiran kritis. Jika nilai-nilai tersebut telah tumbuh di lingkungan sekolah, maka secara otomatis sekolah akan menjadi motor penggerak ekosistem sekolah yang cakap, inovatif, dan tentunya demokratis.
Apa itu Sekolah Motivasi Penggerak?
Sekolah Motivator adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Siswa Pancasila yang meliputi kompetensi dan karakter dimulai dari SDM atasan (kepala sekolah dan guru).
Program Sekolah Penggerak
Program sekolah mengemudi (penggerak) merupakan program peningkatan kualitas belajar siswa yang terdiri dari 5 jenis intervensi untuk mempercepat sekolah keliling menjadi 1-2 tahap lebih lanjut dalam kurun waktu 3 tahun akademik.
Persyaratan Untuk Mendaftar Sebagai Sekolah Mengemudi Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengungkapkan sejumlah syarat yang harus dilalui sekolah untuk mengikuti program Sekolah Motivasi. Program tersebut hanya dapat diikuti oleh 2.500 sekolah di 111 kabupaten atau kota pada tahun ini.
Sekolah yang lolos seleksi akan diberikan bantuan anggaran khusus untuk meningkatkan kualitasnya selama 3 tahun. Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Jumeri mengatakan ada dua syarat utama yang perlu dipenuhi sekolah untuk mengikuti program tersebut.
Ia menjelaskan pemilihan kabupaten atau kota yang bisa mengikuti Sekolah Penggerak akan ditetapkan berdasarkan komitmen daerah tersebut dalam kinerja bidang pendidikan dan komitmennya ke depan. Selama program berlangsung, ia menegaskan pemerintah daerah tidak akan mengganti kepala sekolah di sekolah yang bersangkutan untuk memastikan pelatihan berjalan optimal.
Kurikulum Khusus
Diantaranya meliputi peningkatan sumber daya manusia, pembentukan paradigma belajar yang baru, perencanaan berbasis data, digitalisasi sekolah dan pendampingan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
Penerapan terbatas, kata dia, untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan dari kurikulum itu. Menurutnya, juga akan ada metode dan pendekatan belajar lain yang akan diterapkan secara terbatas di Sekolah Penggerak.
Untuk diketahui, Sekolah Penggerak merupakan salah satu bagian dari program rentetan ‘Penggerak’ yang dicanangkan Mendikbud Nadiem Makarim. Pelbagai program ini memberikan pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan capaian belajar.
Persyaratan Untuk Mendaftar?
Persyaratan Kepala Sekolah Yang Ingin Mendaftar sebagai Peserta Sekolah Motivasi
- Memiliki sisa masa jabatan sebagai kepala sekolah sekurang-kurangnya 1 (satu) kali masa jabatan.
- Terdaftar dalam data dasar pendidikan (Dapodik).
- Membuat surat pernyataan yang menerangkan bahwa kepala sekolah yang bersangkutan sebenarnya sedang bertugas di sekolah dengan sisa masa jabatan sebagai kepala sekolah, dari yayasan atau badan perkumpulan sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat.
- Melampirkan surat keterangan sehat jasmani, rohani, dan bebas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif jika dinyatakan lulus dalam pengumuman seleksi tahap kedua.
Nanti Kemendikbud akan menyeleksi mereka dengan kriteria sebagai berikut:
- Memiliki tujuan atau misi yang ingin dicapai.
- Memiliki kompetensi kepemimpinan pembelajaran.
- Memiliki kemampuan pendampingan (coaching) atau pendampingan.
- Memiliki kemampuan untuk membangun kerjasama.
- Berorientasi untuk belajar.
- Memiliki kedewasaan etis.
Program Sekolah Motivasi akan dilakukan secara bertahap dan terintegrasi. Pada tahun ajaran 2021 dan 2022, program ini akan melibatkan 2.500 satuan pendidikan di 34 provinsi dan 110 kabupaten atau kota, untuk tahun ajaran 2022 atau 2023 melibatkan 10.000 satuan pendidikan di 34 provinsi dan 250 kabupaten atau kota.
Untuk tahun ajaran 2023 atau 2024 bertambah menjadi 20.000 satuan pendidikan di 34 provinsi dan 514 kabupaten atau kota; dan akan berlanjut hingga 100 persen satuan pendidikan menjadi Sekolah Mengemudi.
Pendaftaran Program Sekolah Motivasi akan dimulai dengan pendaftaran kepala sekolah untuk semua jenjang, mulai dari PAUD (5-6 tahun), SD, SMP, SMA, SLB. Bagi kepala sekolah yang ingin mengikuti program ini, bisa segera mendaftar sebelum tanggal 6 Maret 2021 di website Sekolah Motivasi disini.
Demikian penjelasan tentang sekolah penggerak, yang dirangkum dari https://pintek.id/blog/sekolah-penggerak/ dan beberapa sumber lain. (*)