DPK Sumenep – Setelah Tim Datasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, melakukan penangkapan terhadap tiga orang warga Sumenep terduga terlibat jaringan terorisme, Jumat (28/10/2022), semua pihak memberikan perhatian serius dalam kasus itu.
Apalagi, salah seorang dari tiga orang terduga teroris yang ditangkap itu, merupakan seorang guru di salah satu sekolah dasar negeri di Kecamatan Manding. Maka, menjadi persoalan krusial, mengingat dunia pendidikan merupakan wadah pembentukan generasi muda bangsa.
Untuk menekan paham terorisme di dunia pendidikan tidak semakin meluas, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3) Kecamatan Rubaru, yang melaksanakan pertemuan rutin bulanan bertempat di SDI Nurus Salam, Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Sumenep, pun ikut membahas mengenai penekanan meluasnya pemahaman itu, Sabtu 19 November 2022.
”Kami meminta dan ini sangat penting bagi guru ASN maupun PPPK agar menghindari komunitas radikalisme,” tegas Misrawi, Pengawas Pendidikan Kecamatan Rubaru, saat menyampaikan pendapat dalam pertemuan tersebut.
Untuk diketahui, yang pemerintah maksud dengan “radikalisme” kurang lebih adalah (1) pemikiran dan gerakan anti-terhadap ideologi Pancasila (dan konstitusi UUD 1945) dan (2) aksi-aksi kekerasan, baik kolektif maupun individual, baik yang mengarah pada terorisme maupun ekstremisme lain.
Hadir dalam Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Rubaru, seluruh kepala sekolah SD negeri dan Swasta. Sementara, Wakil Sekretaris Dewan Pendidikan Busri Toha, ikut hadir. Ia meminta agar semua kepala sekolah tetap bersatu dan bersama melawan faham radikalisme. Selain itu, para kepala sekolah agar tetap bersemangat kepada guru dalam mendidik para siswa.
”Antusiasme siswa saat belajar di kelas bisa dibilang bergantung pada cara guru mengajar. Sosok guru yang energik dan penuh semangat akan membuat siswa bersemangat pula dalam menerima pembelajaran,” tegasnya. (*)
