SDN Sokarame Paseser III; Menguatkan Karakter Pelajar Pancasila Lewat Kearifan Lokal

Kepala SDN Sokarame Paseser III Kecamatan Nonggunong Pulau Sapudi Sa'dullah sedang foto bersama guru dan siswa sesuai membuat Pisang Coklat (Piscok)

DPKSumenep.id – Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SDN Sokarame Paseser III, Kecamatan Nonggunong, Kabupaten Sumenep, membawa angin segar dalam dunia pendidikan. Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, sekolah ini berhasil menggabungkan pendidikan karakter dengan pelestarian kearifan lokal, yang diwujudkan dalam kegiatan pembuatan Pisang Coklat (Piscok), sebuah makanan khas yang sangat populer di kalangan masyarakat setempat.

Kepala SDN Sokarame Paseser III, Sa’dullah, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya sekolah untuk memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila pada anak-anak didik melalui pendekatan yang lebih kontekstual dan sesuai dengan budaya lokal.

“Pembuatan piscok ini lebih dari sekedar keterampilan memasak, tetapi juga merupakan cara untuk mengajarkan kepada siswa tentang nilai kebersamaan, kemandirian, dan tanggung jawab—semua itu adalah bagian dari profil Pelajar Pancasila,” ungkap Sa’dullah.

Kegiatan ini melibatkan seluruh siswa di sekolah tersebut, yang bekerja dalam kelompok untuk mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, seperti pisang, tepung, dan coklat. Dalam setiap tahapan, siswa-siswi diajarkan untuk saling membantu dan berkolaborasi. Mereka belajar bagaimana bekerja dalam tim, saling berbagi tugas, dan menghargai pendapat satu sama lain. Proses ini juga mengajarkan mereka tentang nilai gotong royong, yang merupakan nilai penting dalam Pancasila.

Melalui kegiatan pembuatan piscok, siswa-siswi diajak untuk tidak hanya berfokus pada hasil akhir—seperti rasa yang enak—tetapi juga pada proses yang mengajarkan mereka tentang kesabaran, kerja keras, dan ketekunan. Selain itu, kegiatan ini memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan kreativitas, terutama dalam hal menambah variasi rasa atau tampilan piscok, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain manfaat praktis, kegiatan P5 ini juga memperkenalkan para siswa pada pentingnya pelestarian kuliner tradisional sebagai bagian dari identitas budaya. Piscok sendiri adalah jajanan khas yang sudah lama dikenal di kalangan masyarakat lokal, dan proses pembuatannya sangat sederhana. Namun, dengan cara ini, anak-anak didik tidak hanya belajar tentang resep masakan, tetapi juga memahami bagaimana kekayaan budaya lokal bisa menjadi sumber inspirasi dalam kehidupan modern.

Di tengah perkembangan teknologi yang kian pesat, seringkali generasi muda lebih tertarik pada hal-hal baru yang datang dari luar. Namun, melalui kegiatan seperti ini, SDN Sokarame Paseser III berusaha menunjukkan kepada siswa-siswi mereka bahwa tradisi dan kearifan lokal juga memiliki nilai yang sangat penting untuk dipelajari dan dilestarikan.

Bagi Sa’dullah, kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan budaya lokal, tetapi juga untuk membentuk karakter siswa agar menjadi pribadi yang lebih mandiri, kreatif, dan berwawasan luas. “Kami ingin anak-anak kami tumbuh menjadi pelajar yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, yang mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” tambah Sa’dullah.

Dalam praktiknya, kegiatan pembuatan piscok ini juga melibatkan masyarakat sekitar yang memberikan dukungan berupa bahan baku dan pengetahuan terkait cara membuat piscok yang baik dan benar. Hal ini menjadi wujud dari kolaborasi antara sekolah dan komunitas dalam membangun karakter anak-anak didik, serta memperkuat hubungan antara sekolah dan masyarakat.

Melalui kegiatan P5 yang mengangkat nilai-nilai kebersamaan, kemandirian, dan cinta budaya lokal, SDN Sokarame Paseser III berharap bisa menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain dalam mengintegrasikan kearifan lokal dengan pendidikan karakter. Dengan demikian, selain menghasilkan pelajar yang cerdas dan kreatif, pendidikan di sekolah ini juga bertujuan untuk mencetak generasi muda yang memiliki rasa kebanggaan terhadap budaya bangsa serta mampu menjaga dan melestarikannya.

Program ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter tidak selalu harus melalui teori yang rumit, tetapi bisa dilakukan melalui kegiatan yang menyenangkan dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga, melalui kegiatan P5 seperti pembuatan piscok, para pelajar di SDN Sokarame Paseser III dapat tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya paham tentang nilai-nilai Pancasila, tetapi juga siap untuk menghadapi tantangan masa depan dengan keterampilan dan sikap yang baik. (*)

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments